PLN Sahabat Setia Kemajuan

PLTU-Lampung

PLTU-LampungIstilah modern sekarang ini menyebutkan bahwa stop kontak menjadi kebutuhan primer dibandingkan makan. Ya memang hal tersebut sebuah anekdot, bagaimana listrik sudah menjadi kebutuhan primer terutama dikota kota besar. Sekali listrik mati maka separuh dari perekonomian ikut lumpuh dan aktivitas menjadi sangat terganggu.

PLN sendiri merupakan perusahaan listrik yang merencanakan dan melaksanakan proyek proyek yang lead time nya relatif panjang, sehingga secara alamiah perlu mempunyai rencana pengembangan sistem kelistrikan yang berjangka panjang. Misalnya PLN perlu waktu 5 tahun dalam merencanakan hingga membuat PLTU skala besar beroperasi. Dengan demikian PLN harus berjangka cukup panjang yaitu berkisar 10 tahun agar dapat mengakomodasi lead time yang panjang dari proyek proyek kelistrikan.

Melalui tulisan di blog yang merupakan kepanjangan tangan dari para pelaku bisnis dan penyedia jasa, memegang peranan sangat penting dalam mensosialisasikan visi dan misi atau menuliskan ide ide kreatif seperti sekarang ini. Seseorang bisa 8 jam lebih duduk di depan PC komputer dan sekali-kali pasti membuka internet. Sangat jarang sekali kita temukan seseorang yang memegang kertas, koran ataupun buku selama 8 jam secara terus menerus. Nah, dari banyak hal yang di dapat dari perkembangan blog yang bisa selalu dipantau oleh khalayak ramai  inilah setidaknya PLN harus mengarah pada :

  • menjalankan bisnis kelistrikan dan bidang lain terkait, yang berorientasi pada kepuasaan pelanggan
  • menjadikan tenaga listrik sebagai media untuk meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat
  • mengupayakan kelistrikan menjadi kegiatan pendorong ekonomi
  • menjalankan kegiatan usaha yang berwawasan lingkungan

Hal tersebut diatas harus dijadikan patokan oleh PLN agar bisa lebih maju.

Saya kebetulan bekerja sebagai engineer di sebuah kontraktor BUMN, yang hampir 8 tahun bermitra dengan PLN dalam pembangunan PLTU. Melakukan kunjungan ke lokasi proyek pembangunan PLTU bisa dibilang rutinitas mingguan, salah satunya adalah di daerah Tembilahan, Riau. Untuk menuju ke kota Tembilahan perlu jarak tempuh minimal 8 jam dari bandara Sultan Syarif Kasim II Pekan Baru. Mau tidak mau selalu mendapati malam hari dalam perjalanan. Untuk pertama kalinya saya melakukan perjalanan ke kota Tembilahan ini, saya terenyuh miris dan meneteskan air mata. Dari hingar bingar kehidupan Jakarta menjadi kehidupan yang gelap. Sepanjang perjalanan keadaan sangat gelap, padahal hal itu 25 tahun yang lalu saya alami saat masih kecil di daerah Jawa. Nah ini di tahun 2014 saat orang orang ke bulan bukan hal yang asing dan menjadi sebuah tujuan wisata kenapa masih ada daerah yang gelap gulita, dan kenyataan bahwa itu daerah ‘kaya’ dan salah satu pemasok minyak terbesar di Indonesia semakin mendramatisir kondisi tersebut.

Contoh nyata daerah metropolitan ke-3 Sumatera, permintaan listrik sangat tajam berkisar 8 % sedangkan fasilitas kelistrikan hanya tumbuh 3 %, begitu juga kasus yang terjadi di Riau. Nah berdasarkan hal tersebut PLN harus melihat potensi daerah, seperti Riau penghasil gas dan minyak bumi yang terbesar maka disana seharusnya segera bisa dibangun PLTG, PLN harus bisa mengklasifikasikan potensi daerah dan harus segera membuat pembangkit listrik di daerah tersebut berdasarkan potensi wilayah berdasarkan bahan bakunya seperti :

  • Fuel mix
  • Batubara
  • Gas alam
  • Energi baru dan terbarukan
  • Nuklir

Dari hal hal diatas PLN mulai membentuk dan memilah memilah strategi untuk menghindari krisis listrik yang berlanjut,  seperti penanganan dan perencanaan sebagai berikut :

1. Perencanaan Pembangkit Yang Interkoneksi

Disini diharapkan PLN mendapatkan gambaran berapa biaya operasi termurah agar PLN tidak selalu tekor.

2. Perencanaan Transmisi

Disini diharapkan PLN memperoleh keseimbangan antara kapasitas pembangkit dan kebutuhan beban agar tidak terjadi bottleneck diderah Jawa, keandalan sistem terjamin dan memenuhi kebutuhan yang diharapkan.

3. Perencanaan Distribusi

Dengan adanya perencanaan distribusi diharapkan tidak memperburuk kinerja jaringan dan biaya pokok produksi.

Apabila perencanaan diatas bisa dipenuhi oleh PLN maka diharapkan PLN tidak merugi dan itu akan berbanding lurus dengan peningkatan pelayanan yang akan diberikan oleh PLN dan PLN pun juga harus mendorong listrik swasta untuk berkembang juga seperti halnya IPP. Diharapkan dari hal hal diatas krisis kelistrikan bisa dikurangi.