Tentang Ingatan

Masih adakah ingatanmu saat kau tak sabar menemuiku dalam mimpimu
atau segala hal telah hilang jadi abu ?
seperti saat kau bosan tentang percakapan kecil kita yang itu-itu saja

Berbicaralah tentang apapun yang melegakanmu
Tentang langit sore yang sedari tadi mendung
Tentang suara katak yang mengharap hujan
Tentang patahan-patahan
Tentang sepi saat kita berdua
Tentang kita yang jauh saat berdekatan
Tentang kedua tangan yang saling menggenggam tapi menjauhkan

Kita sudah terlalu lama diam
Hingga cinta pun HILANG

Blessing

Aku makin mencintaiMu saja
Walau banyak yang Kau cobakan
Namun limpahan rahmat Mu tak berhenti

Nafas ini masih terhirup
Jantung ini masih berdetak
Tidur malamku dalam tak sadar masih Kau jaga

Ah aku makin mencintaiMu saja
Dan aku tahu di tengah cintaku ini
CintaMu lebih luar biasa

 

*bigger heart & be the best version of me*

Our First US$1,000 per Month

Welcome to Internet Marketing World !!

Buku ini bukan buku pertama yang kita beli di toko buku. Tapi sesuai judulnya, sesungguhnya buku ini yang membuka jalan penghasilan Dollar pertama kami di Internet Marketing. Bukan masalah isi bukunya.. tapi dari buku ini perkenalan dengan para pejuang dan pakar internet marketing Indonesia dimulai.

The moral is,, where there is a will there’s a way.

Berpelukan ala Teletubbies

What 1st comes in your mind when I mentioned teletubies? surely 'BERPELUKAN' 
Tagline membahana di seantero Indonesia.

Apa sebabnya Tinky-Winky, Dipsy, Lala, dan Poo selalu tersenyum? Apa sebabnya Teletubbies tak pernah menangis?

Meski terhalang perut gendut dan kepala sebesar baskom mereka tak pernah lupa berpelukan.

Berbeda warna tak membuat mereka absen menyayangi.

Ukuran dan ditonton jutaan orang seantero dunia tak menghalangi mereka untuk berbagi cinta.

Senyum dan pelukan adalah nutrisi jiwa. Suplemen hati gratis yang tak memerlukan usaha payah membeli di toko obat.

Jadi, ayo belajar dari Teletubbies.

Satu senyuman, satu pelukan setiap hari.

Cairkan penat di hati, hangatkan sekeliling dengan cinta.

 

Dan sekarang kamu bilang saya konyol. Teletubbies hanya tokoh fiksi anak-anak.

Tapi, toh mereka tersenyum.

Kentung, Motor, Gut Cop & Bad Cop

CASE 1

Perjalanan dari kantor Iskandarsyah ke rumah kos Mampang

Seperti malam-malam sebelumnya, tanpa basa-basi ana deanthung membawa motornya melewati jalur busway sepanjang buncit raya. Sebenernya jalanannya cukup sepi, karena sudah cukup larut, tapi mungkin karena kebiasaan dan males ber’senggolan’ dengan angkutan umum 75 & 57 yang berhenti dan ngebut seenak jidatnya, bu Kentung memilih jalan busway. Biasanya siy banyak motor-motor memakai jalur yang sama, tapi karena sudah larut juga, malam itu cuma motor kami yang melewati jalur busway itu.

Gotchaaaa,, pas diper-4-an duren tiga mau puter balik, tiba-tiba ada Pak Polisi ngagetin dan nyetop motor.

‘Malam mba. Bisa liat SIM & STNK nya? Tau salahnya?’

Sambil mengeluarkan SIM & STNK Kentung jawab ‘knapa ya pak?’

‘ini kan jalur busway,, blablablaa’

‘Ooo,, jadi ndak boleh ya.. maaf pak, baru pindahan dari Ngawi, jadi ndak tau kalo jalan begini ndak boleh dilewatin’ (dengan logat jawa)

‘Ooo,, dari Jawa yaa.. Ya sudah. Lain kali jangan lewat jalur busway ya. Ati-ati ya mba’

‘Baik Pak. Tks’

*case 1 close in peace*

CASE 2

Perjalanan dari rumah kos,, di jalur busway depan sekitar pasar Mampang kena cegat polisi lagi 

‘SIM STNK !! Knapa lewat jalur busway’

‘Maaf pak, ini lagi cepet-cepet anter teman saya ke Rumah Sakit. Perutnya mules diare’

‘O ya sudah lanjut aja silakan jalan lagi’

*case 2 close in peace*

CASE 3

Masuk jalur cepat Rasuna Said cari puteran kebablasan.. tiba-tiba muncul 2 polisi motor……

@#&)@&#@)@&#(@)#&@)#@,,,,,,,,,,,,,,,,,

CASE 4

Puter balik ambassador,, forbidden,, H-7 menjelang lebaran.. biasanya juga kagak ada polisi..

!(^#!(^#!)!#)!&#!)#&!)#&!#!,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,

Wajah Telaga

Kau sebut itu jingga
Dari ribuan langit yang terpendam
Pada labirin-labirin malam
Pada wajah wajah telaga yang tak pernah bohong

Saat semilir angin memucat
ribuan telaga itu pun terdesir
Ikuti alunan lirih nafasnya

Saat bahagia menjelma
Kau lihat telaga itupun tersenyum dalam pasi yang embun
Saat marah merekat
Kau lihat telaga itu memerah dalam decak apus

Saat telaga yang sabar berhadap dengan langit yang kau sebut awan
Hingga luruhnya tercenung dalam diam
Dalam ribuan guruh gelegar
Tetap kau sebut ia telaga, yang sabar dalam hampar
Hingga pagi mempertemukan mereka kembali
Telaga yang berhadapan dengan awan
Hingga lahirkan embun
Yang kau hirup dalam alunan detakmu

Biarkan, tetapkan, menjadi wajah telaga
Yang tak pernah bohong akan keadaan
Tetap dalam epos yang tak pernah bisa terjemahkan

1 2