TAPAK SEPATU

Jelajah tapakmu

Diantara panas aspal gemuruh

Pada lenganmu aku pernah merasa nyaman

Aku menghadiahimu sepatu adidas agar nyaman langkahmu, aku gagal….. katamu ” kutak biasa an”

Aku tersungkur pilu

Seluruh kenangan 100 hari membuatku buram

Ada banyak yang belum sempat kukatakan padamu

kita tak lagi saling sapa

Ada banyak yang belum sempat kukatakan padamu

Aku rindu

Aku kalah

Boleh aku menyerah Bapak

air mataku tak lagi sempat kutahan rela

Bapak, [ada 100 harimu aku kalah

MATAHARI TAK PERNAH TERBIT DITAMBORA

Dipisahkan lima lantai season city

Dikangkangi apartemen oksigen terhisap sempurna

Tambora adalah antitesis

Kegelapan yang penuh sengketa

Carut marut kabel sumbu kebakaran

kami tak tahu matahari terbit disebelah mana

Ini rumah kami, tanpa matahari

Kami bahagia, jangan pindahkan kami karena identitaspun kami tak tahu

Nanti kemana lagi?

kalau tanah kami jadi perompak

tiga puluh tiga tahun , kami bahagia tanpa matahari

Percayalah, Tambora masih selamat, setidaknya sekarang

Tapi entah sampai kapan

Kami tak mau hilang, tak pernah dilihat dan dilupakan

Tambora tanpa matahari adalah athesis

RABU LEGI

30 hari lalu aku adalah yang paling tegar

Untuk menopang tubuh lain yang butuh pelukan

orang jawa bilang hari itu rabu legi

Agar mereka tak perlu kuatir

Pada yang paling diam

Pada yang paling diingat

Pada yang paling diharap

30 hari kemudian dalam gugatan gugatan kehilangan

Akulah paling hilang kendali

Aku manusia

Orang jawa bilang hari ini rabu legi

Noted : genggaman tangan terakhir BAPAK dengan mas arip, dan semalam aku tak bisa nahan sakitnya rasa kangen BAPAK

1 3 4 5 6 7 34