Selamat Pagi Malam, There is No Place for Us
“THERE IS NO PLACE for US “
Jakarta? apa yang ada dalam pemikiranmu? keabsurdan, kegelisahan, kebahagiaan. Walau kadang hidup diluar negeri tak sampai bertahun tahun. Jakarta selalu membuatku tertegun, kangen sekaligus selalu bertanya kenapa bisa kota seindah ini salah dalam tatanan kotanya, macet, banjir so amazing. Belum lagi manusia manusianya yang ajib. Coba tengok dan bandingkan sejenak dengan propinsi sebelah akan beda detaknya. Dalam Selamat pagi malam ini terutama para jakarta’ers akan diajak mengaca, menertawakan diri sendiri. Setelah lama berpuasa dari film seperti “Arisan”, Film “Selamat Pagi Malam” ini membuat saya seperti berbuka dari puasa yang panjang.
Sineas muda yang mulai melangkah kelayar lebar, yang menyiapkan manuscript hampir selama 8 tahun membuahkan hasil yang menakjubkan. Cubitan cubitan manisnya yang kalem mengajak kita menjelajahi lifestyle pelakunya. Tetapi perlu diacungi jempol karena kegelisahan yang ditampilkan dapat tertangkap sempurna dan seimbang di masing masing segmen dan para aktornya.
Kepulangan Gia ( Adinia Wirasti ) dari New York menjadi topik utama yang bergulir begitu anggun. Di negara hebat saja dia tak perlu punya Hp yang canggih, apalagi 2 Hp. “Kenapa sih semua orang di Jakarta harus punya lebih dari satu telepon?” Gia berharap masih menemukan Naomi/Nai ( Marissa Anita ), soulmate nya selama di new york yang lebih dulu pulang ke Jakarta. Tapi sayangnya harapan Gia seperti musnah karena Nai pun telah mengikuti trend hedon, kebarat baratan dan tak menemukan ilmu yang selama ini dia tempuh di New York.
Actingnya Adinia dan Marissa keren bangetsssss. Trust me so natural, natural banget. Notabene Marissa yang baru pertama kali main filmpun seperti menemukan chemistry yang luar biasa dengan Adinia Wirasti.
Seorang pegawai Gym ( Ina Panggabean ) yang berharap sangat sederhana, hanya ingin makan enak dan gratis memilih pertemanan random dari kontak smartphone yang dia punya. Yah smartphone adalah harta wajib yang harus dipunyai oleh warga jekardah. Bila tak punya? akan seperti makhluk asing yang terdampar di lautan asing. Dan akhirnya bertemu dengan Davit yang hanya menganggap wanita tak lebih pemuas nafsu. Pada akhirnya Indri bertemu dengan lelaki yang memberikan kado Ultah yang sweet banget dihari kacau itu.
Wanita ke tiga adalah Ci Surya ( Dayu Wijanto), wanita paruh baya yang habis ditinggal suami tercintanya, yang ternyata menyimpan rahasia yang pelik. Suaminya mempunyai seorang gundik yang bernama Sofia ( Dira Sugandi). Semuanya Pecah di LONE STAR, Jakarta.
Kecantikan dan keburukan yang diramu sempurna oleh Lucky sangat pas. Dialog dialognya sangat cerdas dan “So Jlebbbb“
Waktunya sangat pas denga ulang tahun Jakarta. Film ini seharusnya hanya diberi jatah tayang 4 hari, di luar dugaan but also not to so surprise saat saya menulis review ini masih gagah bertengger di XXI. You should see it guys !!
” TEMAN TEMAN SAYA SOFIA DAN SAYA AKAN MENEMANI ANDA SEPANJANG MATAHARI TERBENAM “